Gubernur terbodoh. pic. ilustrasi Google - Jelang pilpres 2019, suhu politik mulai memanas. Bahkan, nama Google dicatut untuk meyakink…
Jelang pilpres 2019, suhu politik mulai memanas. Bahkan, nama Google pun dicatut. Terkait foto gubernur terbodoh yang muncul di halaman Google SERP (Search Engine Result Page) mendorong kami untuk bersuara.
Anies Baswedan dikesankan sebagai gubernur jakarta terbodoh hanya melalui hasil pencarian di Google yang notabene tidak menilai atas dasar kinerja seseorang. Melainkan sistem perangkingan Google memiliki variabel indikator yang tidak bisa serta menilai atau bahkan men-judge kinerja seorang pejabat mana pun.
Sekian lama berikrar diri ini tidak akan 'nyampah' bersuara seputar politik di Internet. Namun kali ini, kegelian itu memuncak. Harus bersuara menyampaikan kebenaran yang sebenarnya. Meskipun tetap, tulisan ini bukan untuk memihak salah satu pihak, cebong ataupun kampret!
Bangsa Indonesia tidak akan pernah maju dan berdaya saing jika terus menerus mengkonsumsi berita hoax yang menyesatkan. Berita tidak benar (misleading) seperti yang ditulis oleh Manuel Mawengkang pada situs SeWord. Pada bagian bawah halaman, SeWord mencantumkan sebaris disclaimer bahwa situs tersebut adalah media opini terbuka. Sehingga seluruh opini dan material, merupakan tanggung jawab masing-masing penulis.
Memang benar jika penulis bertanggung jawab masing-masing atas tulisan yang dibuatnya. Akan tetapi jika pihak yang bersangkutan melakukan pembiaran terhadap konten-konten misleading tersebut. Maka dapat dimaklumi jika publik menganggap Seword adalah situs hoax.
Langsung saja,
Pada salah satu halaman Seword, Manuel Mawengkang menulis jika Google berkata jujur merujuk pada halaman pertama pencarian Google dengan kata kunci "Gubernur terbodoh di dunia".
Pic: Tulisan Manuel Mawengkang yang mencatut nama Google
Apakah Google berpihak dalam "penyajian" informasi pada halaman pertamanya?,
Ohhh NO. Ini jelas menyesatkan bagi masyarakat yang masih terbilang awam tentang SE (Search Engine) yang notabene tidak hanya Google. Ada Bing, Yandex dan lain-lain.
Sebagai informasi, dalam menyajikan informasi pada tiap halamannya, Google menggunakan algoritma yang menghitung berbagai variabel yang kemudian disebut dengan Ranking Faktor. Jadi, mencatut nama Google dalam ranah keberpihakan 'dukung-mendukung' seseorang tokoh tertentu jelaslah merupakan berita Hoax yang patut dilawan.
Mari kita lihat ...
Pic: Google SERP untuk kata kunci Gubernur terbodoh di dunia
Muncul nomor 2 pada halaman pertama. Halaman berita dari Megapolitan Kompas. Apakah ini yang disebut Google telah berkata jujur jika Anies adalah Gubernur terbodoh di dunia?, Ataukah menuduh Megapolitan Kompas telah menulis demikian?.
Mari kita buka link tersebut ...
Pic: Komentar netizen tentang Gubernur terbodoh di dunia
Setelah kita buka link no.2 pada halaman pertama Google dengan kata kunci "Gubernur terbodoh di dunia" tersebut, ternyata pihak media Megapolitan Kompas tidak satupun menyebut demikian. Dan ternyata, term (kata) tersebut justru berasal dari salah satu komentar akun anonim tanpa foto profil.
Kesimpulannya, pihak yang telah menyebut dengan jujur Gubernur terbodoh di dunia bukanlah Google. Melainkan dari akun anonim tanpa foto profil alias geje (gak jelas).
#2. Gambar yang muncul dengan keyword Gubernur Terbodoh
Kasusnya hampir sama dengan point pertama. Akan tetapi kasus nomor 2 ini cukup menarik, karena dengan kata kunci Gubernur Terbodoh tersebut yang muncul pada beberapa baris teratas tampak foto Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Hal ini tentunya cukup membuat kurang nyaman karena berhubungan dengan foto diri.
Mari kita periksa ...
Foto paling atas, sisi sebelah kiri merupakan foto yang berasal dari thumbnail sebuah video dari Channel Berita Viral (link video).
Sebagaimana telah diketahui oleh para pemain bisnis di youtube (yutuber), bahwa Google maupun Youtube sendiri meng-crawl dan meng-index kurang lebih 150 karakter pertama uraian deskripsi suatu video yang di upload di Youtube.
Apakah ada kata kunci "Gubernur Terbodoh" pada bagian deskripsi video tersebut? ternyata tidak.
Sama dengan point pertama, kita periksa bobot kata kunci yang ada pada bagian komentar video tersebut. Komentar video di YouTube tidak muncul pada informasi source-codenya. Jadi untuk mempermudah pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan tools online, dbase.tube.
Maka akan didapatkan hasil sebagaimana berikut, cek dengan 2 kata kunci, Gubernur dan Terbodoh. yaitu:
Kata "Gubernur" pada kolom komentar, selain yang disebut pada deskripsi dan title (judul) berjumlah 9 kali penyebutan.
Sedangkan kata "terbodoh" yang menjadi kata kunci pasangan sehingga menjadikan thumbnail video tersebut muncul bagian pertama, baris pertama dengan dengan kata kunci "Gubernur Terbodoh", hanya muncul dalam 1 kali penyebutan.
Pic: Akun yang menyebut kata "terbodoh" dalam halaman video tersebut.
Kesimpulan
Kesimpulan sementara (karena ilmu itu berkembang), berdasar kedua contoh kasus diatas. Maka tulisan-tulisan pada kolom komentar web khususnya dengan authority tinggi dan pada video youtube dapat berperan menambah bobot kata kunci halaman itu sendiri.
Disclaimer: Screenshot pada halaman ini diambil per-tanggal 10/07/2108 pk.16.00 wib. Hasil pencarian Google bisa saja berbeda jika dilakukan pada hari dan situasi kondisi yang berbeda pula.
Yakni, content pada kolom komentar bisa menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kualitas SEO video tersebut.
Terakhir, bagi kawan-kawan (termasuk kami pribadi) yang berusaha menghasilkan dan mendapatkan uang dari Youtube teruslah berusaha dan bersemangat. Serta terus termotivasi untuk menghasilkan karya positif inspiratif. Tidak justru menghasilkan perpecahan antara anak bangsa.
Juga, mulai sekarang, berperan aktiflah untuk menambahkan komentar dengan menggunakan kalimat-kalimat positif pada setiap kesempatan membaca postingan web maupun unggahan video yang ada di YouTube. Sehingga internet kita menjadi lebih sehat, semangat, bersih dan berkemajuan.
Semoga isu tentang gubernur Jakarta terbodoh ini tidak justru menjerumuskan bangsa Indonesia dalam kubangan pertikaian antar pendukung yang disebabkan oleh kebodohan yang ada pada dirinya sendiri.
Rekomendasi tools optimasi YouTube
Instal chrome extensions dan gunakan tools optimasi YouTube ini untuk meningkatkan performa Channel anda, termasuk untuk meningkatkan viewer dan subscriber. Selamat mencoba :)
Anies Baswedan dikesankan sebagai gubernur jakarta terbodoh hanya melalui hasil pencarian di Google yang notabene tidak menilai atas dasar kinerja seseorang. Melainkan sistem perangkingan Google memiliki variabel indikator yang tidak bisa serta menilai atau bahkan men-judge kinerja seorang pejabat mana pun.
Sekian lama berikrar diri ini tidak akan 'nyampah' bersuara seputar politik di Internet. Namun kali ini, kegelian itu memuncak. Harus bersuara menyampaikan kebenaran yang sebenarnya. Meskipun tetap, tulisan ini bukan untuk memihak salah satu pihak, cebong ataupun kampret!
Bangsa Indonesia tidak akan pernah maju dan berdaya saing jika terus menerus mengkonsumsi berita hoax yang menyesatkan. Berita tidak benar (misleading) seperti yang ditulis oleh Manuel Mawengkang pada situs SeWord. Pada bagian bawah halaman, SeWord mencantumkan sebaris disclaimer bahwa situs tersebut adalah media opini terbuka. Sehingga seluruh opini dan material, merupakan tanggung jawab masing-masing penulis.
Memang benar jika penulis bertanggung jawab masing-masing atas tulisan yang dibuatnya. Akan tetapi jika pihak yang bersangkutan melakukan pembiaran terhadap konten-konten misleading tersebut. Maka dapat dimaklumi jika publik menganggap Seword adalah situs hoax.
Langsung saja,
Fakta Gubernur Terbodoh Di Indonesia
#1. Laman yang muncul dengan keyword Gubernur Terbodoh Di DuniaPada salah satu halaman Seword, Manuel Mawengkang menulis jika Google berkata jujur merujuk pada halaman pertama pencarian Google dengan kata kunci "Gubernur terbodoh di dunia".
Apakah Google berpihak dalam "penyajian" informasi pada halaman pertamanya?,
Ohhh NO. Ini jelas menyesatkan bagi masyarakat yang masih terbilang awam tentang SE (Search Engine) yang notabene tidak hanya Google. Ada Bing, Yandex dan lain-lain.
Sebagai informasi, dalam menyajikan informasi pada tiap halamannya, Google menggunakan algoritma yang menghitung berbagai variabel yang kemudian disebut dengan Ranking Faktor. Jadi, mencatut nama Google dalam ranah keberpihakan 'dukung-mendukung' seseorang tokoh tertentu jelaslah merupakan berita Hoax yang patut dilawan.
Mari kita lihat ...
Muncul nomor 2 pada halaman pertama. Halaman berita dari Megapolitan Kompas. Apakah ini yang disebut Google telah berkata jujur jika Anies adalah Gubernur terbodoh di dunia?, Ataukah menuduh Megapolitan Kompas telah menulis demikian?.
Mari kita buka link tersebut ...
Setelah kita buka link no.2 pada halaman pertama Google dengan kata kunci "Gubernur terbodoh di dunia" tersebut, ternyata pihak media Megapolitan Kompas tidak satupun menyebut demikian. Dan ternyata, term (kata) tersebut justru berasal dari salah satu komentar akun anonim tanpa foto profil.
Kesimpulannya, pihak yang telah menyebut dengan jujur Gubernur terbodoh di dunia bukanlah Google. Melainkan dari akun anonim tanpa foto profil alias geje (gak jelas).
#2. Gambar yang muncul dengan keyword Gubernur Terbodoh
Kasusnya hampir sama dengan point pertama. Akan tetapi kasus nomor 2 ini cukup menarik, karena dengan kata kunci Gubernur Terbodoh tersebut yang muncul pada beberapa baris teratas tampak foto Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Hal ini tentunya cukup membuat kurang nyaman karena berhubungan dengan foto diri.
Mari kita periksa ...
Foto paling atas, sisi sebelah kiri merupakan foto yang berasal dari thumbnail sebuah video dari Channel Berita Viral (link video).
Sebagaimana telah diketahui oleh para pemain bisnis di youtube (yutuber), bahwa Google maupun Youtube sendiri meng-crawl dan meng-index kurang lebih 150 karakter pertama uraian deskripsi suatu video yang di upload di Youtube.
Apakah ada kata kunci "Gubernur Terbodoh" pada bagian deskripsi video tersebut? ternyata tidak.
Sama dengan point pertama, kita periksa bobot kata kunci yang ada pada bagian komentar video tersebut. Komentar video di YouTube tidak muncul pada informasi source-codenya. Jadi untuk mempermudah pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan tools online, dbase.tube.
Maka akan didapatkan hasil sebagaimana berikut, cek dengan 2 kata kunci, Gubernur dan Terbodoh. yaitu:
Kata "Gubernur" pada kolom komentar, selain yang disebut pada deskripsi dan title (judul) berjumlah 9 kali penyebutan.
Sedangkan kata "terbodoh" yang menjadi kata kunci pasangan sehingga menjadikan thumbnail video tersebut muncul bagian pertama, baris pertama dengan dengan kata kunci "Gubernur Terbodoh", hanya muncul dalam 1 kali penyebutan.
Kesimpulan
Kesimpulan sementara (karena ilmu itu berkembang), berdasar kedua contoh kasus diatas. Maka tulisan-tulisan pada kolom komentar web khususnya dengan authority tinggi dan pada video youtube dapat berperan menambah bobot kata kunci halaman itu sendiri.
Disclaimer: Screenshot pada halaman ini diambil per-tanggal 10/07/2108 pk.16.00 wib. Hasil pencarian Google bisa saja berbeda jika dilakukan pada hari dan situasi kondisi yang berbeda pula.
Tips Tambahan Cara SEO YouTube
Mengingatkan sekali lagi, bahwasannya Google membaca "text". Dengan adanya contoh kasus ramai-ramai munculnya kata kunci Gubernur terbodoh yang telah sedikit banyak diurai diatas, dapat menjadi sebuah informasi dan pelajaran berharga bagi orang yang memanfaatkan media online (website dan youtube) sebagai aktivitas positif untuk bisnis, syiar maupun belajar.Yakni, content pada kolom komentar bisa menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kualitas SEO video tersebut.
Terakhir, bagi kawan-kawan (termasuk kami pribadi) yang berusaha menghasilkan dan mendapatkan uang dari Youtube teruslah berusaha dan bersemangat. Serta terus termotivasi untuk menghasilkan karya positif inspiratif. Tidak justru menghasilkan perpecahan antara anak bangsa.
Juga, mulai sekarang, berperan aktiflah untuk menambahkan komentar dengan menggunakan kalimat-kalimat positif pada setiap kesempatan membaca postingan web maupun unggahan video yang ada di YouTube. Sehingga internet kita menjadi lebih sehat, semangat, bersih dan berkemajuan.
Semoga isu tentang gubernur Jakarta terbodoh ini tidak justru menjerumuskan bangsa Indonesia dalam kubangan pertikaian antar pendukung yang disebabkan oleh kebodohan yang ada pada dirinya sendiri.
Rekomendasi tools optimasi YouTube
Instal chrome extensions dan gunakan tools optimasi YouTube ini untuk meningkatkan performa Channel anda, termasuk untuk meningkatkan viewer dan subscriber. Selamat mencoba :)