Foto Dewi Hughes Sekarang Langsing dan Berhijab Image property: Instagram Dewi Hughes @Hughes.Dewi Banjir informasi kadang membuat …
Banjir informasi kadang membuat kita bias. Termasuk berita tentang Dewi Hughes yang dimasukkan dalam list artis lepas hijab oleh media online WartaKota. Memang benar jika disebutkan pasca perceraian tahun 2005, Dewi Hughes sempat menanggalkan hijab model turban khasnya.
Menanggapi postingan tersebut, beberapa netizen tidak tinggal diam. Ada yang menyarankan jika lain kali membuat update berita harus benar, akurat, lengkap, tidak sepihak dan tendensius. Jika ada komentar warganet yang mengatakan seperti itu, bisa dikatakan sah-sah saja mengingat sebenarnya ada nama artis lepas hijab yang lebih fenomenal.
Tidak perlu disebutkan sekalipun, warganet bisa dipastikan paham siapa yang dimaksud artis lepas hijab pada 2017 akhir tersebut. Pasalnya, keputusan sang artis untuk melepaskan jilbab diwarnai dengan kehebohan kontroversi pro-kontra di dunia maya. Pertanyaannya, mengapa justru nama artis cantik, muda dan sukses tersebut justru tidak masuk dalam list artis lepas hijab?.
Mungkin terlewat ya? Okelah berbaik sangka saja. Namun hikmah yang dapat kita ambil bersama sebagai penghuni jagat maya adalah saling menjaga dan mengingatkan agar arus informasi di internet tidak simpang siur. Apalagi jika yang membuat postingan adalah media mainstream dengan basis khalayak pembaca yang cukup besar, hal itu bisa mengarah pada character assasination meskipun (mungkin) dilakukan tanpa sebuah kesengajaan.
Tipikal pembaca jaman sekarang berbeda dengan beberapa dekade yang dulu. Khalayak pembaca kini lebih cerdas, kritis dan berwawasan. Meski demikian kehati-hatian antara jurnalis dan pembaca berita harus bersinergi membangun lingkungan informasi yang sehat dan mendidik. Jika tidak, maka pembaca akan memberikan 'labeling' negatif untuk media tersebut.
Admin WartaKota disebut kudet :)
Dan yang paling sensitif adalah ketika stigma pembaca mulai terbentuk menganggap sebuah media berafiliasi dengan kekuatan politik tertentu. Hal ini sangat merugikan tentunya dari aspek bisnis media. Pembaca akan tersegmen partisan. Hal ini tidak boleh terjadi dan jangan sampai terjadi di negeri heterogen seperti Indonesia. Jika tidak, bias berita akan terjadi di mana-mana.
Komentar pembaca media memang terkesan ringan dan bersifat candaan, tapi bukan berarti diabaikan begitu saja. Jika memang perlu feedback, tidak perlu ragu untuk melakukan ralat. Atau bahkan rehabilitasi nama baik jika pemberitaan dianggap mengganggu karakter yang dimaksud.
"Media adalah entitas terkuat di dunia. Mereka memiliki kekuatan untuk membuat yang bersalah (menjadi) tidak bersalah dan membuat yang tidak bersalah (menjadi) bersalah, dan itulah kekuatan. Karena mereka mengendalikan pikiran massa,"
Begitu hebatnya media. Hingga mampu mengubah keadaan, dari sosok yang seharusnya bersalah dan sebaliknya. Namun sehebat-hebat media, kekuatan akhir berada pada kecerdasan dan nalar kritis pembaca itu sendiri. Jadi ada akhirnya, pembaca adalah juri bagi media massa itu sendiri.
Belajar dari tema obrolan 'warung kopi' seputar kudet postingan, Dewi Hughes masuk list artis lepas hijab ini, mari sesama pegiat media dan literasi lebih berhati-hati dalam menyajikan pemberitaan. Terlebih postingan yang berhubungan dengan karakter tokoh publik. Ikhtiar bersama menciptakan iklim jurnalistik dan internet sehat di Indonesia.
Menanggapi postingan tersebut, beberapa netizen tidak tinggal diam. Ada yang menyarankan jika lain kali membuat update berita harus benar, akurat, lengkap, tidak sepihak dan tendensius. Jika ada komentar warganet yang mengatakan seperti itu, bisa dikatakan sah-sah saja mengingat sebenarnya ada nama artis lepas hijab yang lebih fenomenal.
Netizen komentar tentang berita dewi hughes lepas hijab |
Mungkin terlewat ya? Okelah berbaik sangka saja. Namun hikmah yang dapat kita ambil bersama sebagai penghuni jagat maya adalah saling menjaga dan mengingatkan agar arus informasi di internet tidak simpang siur. Apalagi jika yang membuat postingan adalah media mainstream dengan basis khalayak pembaca yang cukup besar, hal itu bisa mengarah pada character assasination meskipun (mungkin) dilakukan tanpa sebuah kesengajaan.
Tipikal pembaca jaman sekarang berbeda dengan beberapa dekade yang dulu. Khalayak pembaca kini lebih cerdas, kritis dan berwawasan. Meski demikian kehati-hatian antara jurnalis dan pembaca berita harus bersinergi membangun lingkungan informasi yang sehat dan mendidik. Jika tidak, maka pembaca akan memberikan 'labeling' negatif untuk media tersebut.
Admin WartaKota disebut kudet :)
Dewi Hughes Termasuk Artis Lepas Hijab, Netizen Sebut Wartakota Kudet |
Warganet komentar tentang kerudung mbak tutut |
Karakter Kekuatan & Konsep Media
Sehubungan dengan tema pembicaraan kali ini, mari kita kutip quote dari aktivis HAM legendaris el-Hajj Malik el-Shabazz alias Malcolm X,"Media adalah entitas terkuat di dunia. Mereka memiliki kekuatan untuk membuat yang bersalah (menjadi) tidak bersalah dan membuat yang tidak bersalah (menjadi) bersalah, dan itulah kekuatan. Karena mereka mengendalikan pikiran massa,"
- Sumber
Begitu hebatnya media. Hingga mampu mengubah keadaan, dari sosok yang seharusnya bersalah dan sebaliknya. Namun sehebat-hebat media, kekuatan akhir berada pada kecerdasan dan nalar kritis pembaca itu sendiri. Jadi ada akhirnya, pembaca adalah juri bagi media massa itu sendiri.
Belajar dari tema obrolan 'warung kopi' seputar kudet postingan, Dewi Hughes masuk list artis lepas hijab ini, mari sesama pegiat media dan literasi lebih berhati-hati dalam menyajikan pemberitaan. Terlebih postingan yang berhubungan dengan karakter tokoh publik. Ikhtiar bersama menciptakan iklim jurnalistik dan internet sehat di Indonesia.