Ketika Susu Kental Manis Bukan Susu, Apa Kandungannya?

Susu Kental Manis Bukan Susu, Apa Kandungannya? Netizen ribut dengan pemberitaan susu kental manis bukan susu dan tidak mengandung su…
Netizen ribut dengan pemberitaan susu kental manis bukan susu dan tidak mengandung susu. Benarkah? hal ini bermula dari edaran yang dikeluarkan oleh BPOM RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan) tentang label dan iklan susu kental pada produk susu kental dan analognya. Surat edaran BPOM tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 2018 oleh Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Suratmono.

Sebelumnya, sebagai masyarakat awam tentang dunia nutrisi harus mendapat pencerahan atas permasalahan ini. Agar tidak salah dalam memahaminya dan tidak salah 'buruk sangka' pada pihak-pihak tertentu. Bisa jadi, semuanya memang sudah 'clear' hanya saja faktor keterbatasan pemahaman seseoranglah yang menjadi masalah utamanya.

Tentang kesalahpahaman ini, kita ambil contoh produk Frisian Flag Bendera Kental Manis, pada kemasan produk tersebut telah jelas terang benderang tidak menyebutkan sebagai produk susu. Akan tetapi, masyarakat awam telah memahami jika semua produk Frisian Flag pastilah berupa susu. Entah ini disebabkan oleh kurangnya ketelitian konsumen atau bahkan 'efek iklan' itu sendiri.

Sejak beberapa tahun yang lalu, ketika istri saya meminta untuk belanja kebutuhan dapur. Ia (yang seorang Chemist) selalu mengingatkan untuk tidak salah pilih belanja susu kaleng, pilih Frisian Flag Gold, jangan sampai salah pilih, tegasnya.

Mengapa harus pilih yang Frisian Flag Gold, tanya saya. Lantas istri menjelaskan jika yang Gold adalah susu. Sedangkan yang 'Bendera Kental Manis' mengandung lebih banyak gula daripada susu itu sendiri. Memang, harga Frisian Flag Gold sedikit lebih mahal dibanding Frisian Flag Bendera Kental Manis lainnya. Namun dengan komposisi dan kandungan lebih baik pula, Protein mencapai 3 mg per-sajian (baca disini).

Nah, berdasar contoh varian produk dengan brand yang sama itu saja, dapat kita ambil sebuah pelajaran. Bahwa konsumen adalah raja. Dan, seorang raja haruslah cerdas dalam menjatuhkan pilihan. Harus jeli dan meluangkan waktu untuk membaca komposisi juga 'warning' atau peringatan yang tertera pada kemasan, seperti larangan untuk dikonsumsi bayi. Dan yang jelas tidak serta-merta 'termakan' konten iklan.

Lantas,

Apa Kandungan Susu Kental Manis?

Pada dasarnya, kandungan susu kental manis adalah susu sapi yang telah dihilangkan komposisi airnya. Sebagai pengawet, ditambahkanlah gula. Nah, penggunaan gula dalam jumlah proporsi yang cukup tinggi menjadikan susu kental manis kurang baik jika dikonsumsi berlebihan, terutama bagi penderita diabetes dan anak-anak usia dibawah 5 tahun.

Menurut LiveStrong, komposisi kandungan susu kental manis (SKM) pada umumnya mengandung 62 kalori yang merupakan campuran antara padatan susu dan gula hanya untuk 1 sendok makan SKM. Itu artinya, bagi yang sedang diet harus menghindari atau mengkonsumsinya lebih bijak. Sedangkan kandungan lemak pada susu kental manis mencapai 2 g dalam setiap 1 sendok makan (sdm)-nya.

Dimana lemak dalam susu kental manis terutama merupakan lemak jenuh, yang tentunya memiliki efek kurang baik untuk tubuh khususnya kesehatan kardiovaskular. Namun LiveStrong menambahkan, susu kaleng kental manis masih lebih baik daripada krimer yang bisa mencapai 5.5 g lemak dalam setiap 1 sdm-nya.

Apakah Susu Kental Manis Bahaya?

Dikutip dari laman resmi BPOM pom.go.id tertanggal 7 Juni 2018, hingga kini BPOM tidak melarang (atau mengelompokkan) susu kental manis sebagai bahan pangan berbahaya untuk dikonsumsi. Akan tetapi, Suratmono selaku Deputi Pengawasan Pangan Olahan BPOM mengingatkan agar masyarakat lebih bijak dalam mengkonsumsi susu kental manis ini.

Jadi, susu kental manis masih bisa dikonsumsi sebagai pelengkap makanan. Namun dalam penyajiannya harus lebih bijak dan penuh kesadaran tentang kondisi tubuh bagi yang mengkonsumsi. Orang-orang rentan dengan diabetes serta kadar gula darah tinggi sebaiknya mengurangi atau bahkan menghindari untuk mengkonsumsi SKM ini.

Upaya sosialisasi oleh BPOM RI kepada masyarakat semacam ini sangat dibutuhkan untuk menjaga serta mencegah (preventif) masyarakat mengidap penyakit tertentu dalam jangka panjang. Begitu pula dengan masyarakat agar senantiasa cek BPOM untuk berbagai produk yang beredar di pasaran agar terhindar dari bahan pangan, obat maupun kosmetik yang membahayakan tubuh.

[Ads]
Produk Laris Susu Kambing Etawa
Simak ulasan positif 400+ pembeli, di sini!